melukis berkanvas langit
tak ada kebebasan yang terindah selain melukis di kanvas langit... tak ada batasan yang akan menghentikan tanganmu berkarya dengan kanvas yang begitu terbentang luas....
Entri Populer
-
Kata – kata bidan sangat menarik perhatianku saat usiaku yang masih duduk di kelas 1 SD yang sedang asyik – asyiknya main dokter – dokteran...
-
kata kecewa mungkin hanya akan tetap teringat dipikiranku saat ini dan mungkin untuk selamaya, orang - orang yang aku anggap spesial sering ...
-
tiaichigoblog.com: mensyukuri apa yang ada : hanya butuh satu jam atau kurang dari itu untuk melahirkan kita kedunia ini, tapi taukah kamu ...
-
KU TEMUKAN ENGKAU DALAM KOIN KU By : tiarmawani. Dua minggu bukan waktu yang lama untuk memulai s...
-
sebuah jawaban aku selalu berpikiran positif dengan apa yang menimpaku, sekalipun itu adalah hal yang paling menyedihkan sekali pun. n...
-
WANITA Tak henti aku berpikir kenapa ada wanita yang masih tertindas oleh orang – orang yang mereka c...
-
kamu lagi.....??? A ku menatapnya begitu taj...
-
hanya butuh satu jam atau kurang dari itu untuk melahirkan kita kedunia ini, tapi taukah kamu berapa lama seorang ibu menahnkan sakit itu?...
-
tiarmawani blog.com: sebuah jawaban : aku selalu berpikiran positif dengan apa yang menimpaku, sekalipun itu adalah hal yang paling menyedi...
-
melukis berkanvas langit: menulis Serentak untuk MILAD FLP -SU : sebuah jawaban aku selalu berpikiran positif dengan apa yang menimpaku, ...
Sabtu, 06 Oktober 2012
melukis berkanvas langit: menulis Serentak untuk MILAD FLP -SU
melukis berkanvas langit: menulis Serentak untuk MILAD FLP -SU: sebuah jawaban aku selalu berpikiran positif dengan apa yang menimpaku, sekalipun itu adalah hal yang paling menyedihkan sekali pun. n...
melukis berkanvas langit: menulis Serentak untuk MILAD FLP -SU
melukis berkanvas langit: menulis Serentak untuk MILAD FLP -SU: sebuah jawaban aku selalu berpikiran positif dengan apa yang menimpaku, sekalipun itu adalah hal yang paling menyedihkan sekali pun. n...
melukis berkanvas langit: menulis Serentak untuk MILAD FLP -SU
melukis berkanvas langit: menulis Serentak untuk MILAD FLP -SU: sebuah jawaban aku selalu berpikiran positif dengan apa yang menimpaku, sekalipun itu adalah hal yang paling menyedihkan sekali pun. n...
menulis Serentak untuk MILAD FLP -SU
sebuah jawaban
aku selalu berpikiran positif dengan apa yang menimpaku, sekalipun itu adalah hal yang paling menyedihkan sekali pun. namun kadang aku juga merasa kecewa dengan ketidak adilan orang - orang disekitarku yang sering mengabaikan dan meremehkan orang lain. banyak hal yang sering buatku ingin marah ingin menjadi seorang pemberontak namun aku tak bisa dengan berbagai keterbatasanku. aku tak mampu melakukan sesuatu untuk diriku sendiri apalagi untuk mereka. aku sering hanya mengataka " bersabarlah mungkin akan ada esok yang lebih baik" namun terkadang kata2 itu hanya akan menambah luka saat ternyata hari esok itu tetap saja bukan untuk kami. kadang kebebasan jadi prioritas dalam hidupku namun kadang aku sendiri tak mengerti apa itu kebebasan
apakah ketika aku lepas dari pagar putih yang tinggi itu?
atau ketika aku mampu mengatakan apa yang ingin aku katakan di depan mereka yang tak punya hati yang sering mengabaikan orang - orang lemah yang tak berdaya. aku ingin sekali mengatakan bahawa semua orang berhak mendapatkan hak yang sama disini, ditempat ini namun kenapa setiap orang harus memiliki jabatan dan kedudukan yang tinggi baru keberadaan mereka terakui. aku benci dengan deskriminasi yang dapat membuat mata2 yang mulai melihat jendela kehidupan harus redup,
aku benci deskriminasi yang membuat langkah - langkah kecil para pahlawan berhenti tak mampu maju. aku membenci ya sangat membencinya yang membuat aku sering terabaikan.
bagaimana aku tidak membencinya kadang aku melihat peri - peri kecil yang mulai mengembangkan sayapnya harus berhenti terbang dan memilih untuk mengatupkan sayapnya kembali saat mereka tak punya kesempatan untuk terbang, namun mereka mampu dengan leluasa terbang kemanapun mereka mampu dengan sayap indahnya.saat senyuman harus berubah jadi air mata. yang terlihat itu
mereka bagaikan terbelenggu tali besi yang masih menjajah mereka, bagaimana mungkin ini terjadi setelah puluhan tahun indonesiaku merdeka.
indonesiaku merdeka... ya merdeka namun mungkin bukan untuk mereka yang masih dalam belenggu ini. masih kah ada keadilan itu yang masih bersifat jujur dan adil tanpa melihat siapa kami ini. dimana aku menemukannya?
disudut gedung2 itu?
ataukah dibalik meja kaca itu?
atau tak ada sama sekali ..?
akan kah ketika kami ingin memulai sesuatu haruskah kami membawa nama keluarga dan keturunan dan ikatan lain - lainnya????
aku sangat membenci deskriminasi yang membuat tanganku tak mampu menjadi pesawat saat aku harus menerbangkan beribu berita dunia dalam nyata. aku tak mengerti apa makna "keadilan sosial bagi seluruh bangsa indonesia"
yang aku mengerti adalah" tak ada keadilan bagi kami yang tak memiliki sosial tinggi "
Selasa, 13 Desember 2011
WANITA di BALIK Layar
WANITA
Tak henti aku berpikir kenapa ada wanita yang
masih tertindas oleh orang – orang yang mereka cintai. apakah yang membuat
mereka tertindas? Keegoisan pria yang ingin dianggap selalu terlihat lebih
berkuasa? Ataukah wanita yang selalu merasa dirinya tak punya hak untuk
merasakan kebahagiaan. Tak banyak wanita yang selalu memikirkan kalau posisi mereka
hanya di dapur dan mempunyai perana sebagai atat untuk memproduksi anak , pengatur
rumah tangga dan pelayan suami mereka. Betapa memperihatinkan wanita jika
wanita masih menanamkan persepsi seperti ini.
Aku
banyak melihat penderitaan wanita – wanita lemah yang tak mampu melakukan
apapun, ketika ia merasa tertindas oleh kaum pria, bahkan sekali pun itu adalah
suami mereka sendiri. dan ketika ditaya
mereka hanya memilih untuk diam dan berusaha menerima apapun yang mereka alami.
Sering sekali aku meneteskan air mata ketika membaca buku yang mengisahkan tentang
mereka “ wanita di belakang layar “ itulah sebutan yang aku lontarkan bagi para
wanita itu. Bagaimana tidak aku mengatakan hal seperti itu. Wanita sering
sekali terlihat tersenyum dibalik sakit yang dideritanya, wanita yang terlihat
kuat dibalik kelemahannya. Salahkah aku bila mengatakan wanita adalah mahluk
perkasa? Wanita super power.
Wanita
selalu merasa mereka adalah satu – satunya orang yang selalu salah dalam segala
hal, bahkan masalah kemandulan yang sering menjadi pemicu retaknya rumah tangga
sekalipun sering sekali mengkambing hitamkan wanita yang disebut sebagai sumber
masalah. Saat itu aku bertemu dengan seorang wanita yang diceraikan oleh
suaminya setelah lima tahun berumah tangga. Dia bercerita banyak hal padaku
sampai aku hanyut dengan ceritanya dan pada akhirnya dia mengatakan alasan
suaminya menceraikannya hanya karna dia tak bisa melahirkan seorang bayi dari
rahimnya. Dia tak menyalahkan suaminya yang telah memfonisnya sebagai wanita
mandul. Bahkan dia berterima kasih kepada suaminya, bahkan mengatakan suaminya
adalah pria terbaik yang selama ini mencintainya. ketika aku menayakan apakah
mereka telah memeriksakan masalah mereka berdua kedokter, wanita itu hanya
tersenyum tipis padaku. dia hanya mengatakan kalau dia sudah berobat kemana –
mana dan percuma diperiksakan toh juga nantinya dia yang akan disalahkan. Hanya
dia, tanpa suaminya. Seperti inilah nasib wanita yang selalu menyalahkan
dirinya sendiri tanpa mau mencari tau kebenaran yang sebenarnya dapat
melepaskannya dari tuduhan kesalahan.
Terkadang wanita itu sendirilah yang
membuatnya tersiksa, terkadang wanita itu sendiri yang membuatnya tertindas,
seperti layaknya ditindas diri sendiri.
Bagaimana tidak aku mengatakan demikian “ ketika seorang ibu membeli ikan ke
pasar dia hanya membeli 4 potong ikan. Padahal dia tau persis bahwa dia mempunyai
3 orang anak dan suami dirumahnya” wanita hanya memasak dan merasa kenyang
ketika melihat anak – anaknya makan dengan lahapnya. Kadang aku berpikir kenapa
wanita tidak membeli 5 ekor ikan dan menyisihkan untuknya walau hanya seekor.
Namun banyak mengatakan kalau itulah naluri seorang ibu. Tapi menurut aku bukan
itu tetapi disinilah terlihat kelemahan wanita yang selalu menomor duakan
dirinya, tanpa dia sadari dia juga butuh nutrisi lebih untuk memenuhi kebutuhan
tubuhnya. Banyak wanita yang juga menanamkan sikap yang tidak terbuka pada
pasangan bahkan keluarga mereka, sehingga membuat kaum wanita mersa terisolir
dari lingkungannya. Bahkan jika ditaya jawabannya “ itu sudah kodrat wanita”
jadinya diterima saja.
Belum lagi persepsi banyak orang yang menganggap
bahwasanya kaum wanita adalah kaum yang hanya cukup dikamar dan tak penting
memiliki sekolah tinggi, harus melayani suami kapanpun dan selalu
ketergantungan pada suami, itulah persepsi wanita kebayakan di pedesaan. Namun tanpa
kita sadari dijaman modren sekarang ini saja, masih terlihat deskriminasi pada
wanita dengan cara berbeda. Misalkan tidak mengizinkan anak perempuan kuliah
jauh, tidak mengizinkan anak wanita memilih jurusan yang menurut orang tua
layak hanya untuk anak laki – laki. Hal inilah mungkin yang membuat kenapa di
indonesia belum ada pilot wanita, karena merasa pekerjaan itu terlalu ekstrim
buat wanita.
Aku
tak hanya ingin sebagai pembaca yang hanya merasakan sakit itu saat membaca
penderitaan mereka, namun aku ingin ada disana, ingin sekali aku melihat
kejadian tersebut, aku ingin berada di tengah2 mereka saat mereka tak punya
pilihan. Sebab aku tahu semua orang punya hak menentukan pilihannya. Semua orang
tanpa ada perbedaan gender.
Wanita yang sangat terkekang dengan apa yang
di takdirkan padanya, menjalani apapun yang ditentukan padanya. Masih adakah
wanita yang terbelenggu dengan berbagai keterbatasannya dizaman ini? Zaman dimana
semua wanita bisa menuntut haknya dan begitu banyaknya lembaga – lembaga yang
menampung keluhan mereka, namun kenyataannya begitu banyanya wanita yang tak
mampu mengadukan masalahnya karena merasa takut dan menganggap itu adalah
kodratnya sebagai wanita.
Ketika wanita harus melahirkan banyak anak
karena tuntutan para suami mereka , yang menganggap kelahiran seorang anak laki
– laki sangat penting dalam keluarga . wanita hanya mengikuti perintah suami
mereka tanpa berani berkomentar apalagi menolak, padahal wanita punya hak
menolak, karena itu adalah hak reproduksi wanita. Namun kenyataannya wanita
banyak tidak mengerti begitu banyaknya hak2 mereka sebagai wanita. Jika wanita melahirkan lebih dari dua anak
akan banyak resiko yang akan terjadi, dan dampaknya sangat buruk pada wanita.
Kebudayaan, tradisi, posisi wanita sering
sekali jadi alasan kenapa wanita selalu dianggap nomor dua. Terkadang
perselingkuhan yang terjadi bukan hanya semarak dikalangan remaja tetapi juga
di kalangan mereka yang sudah berumah tangga, banyak orang benar – benar tidak
merasa yakin mengapa mereka memulai perselingkuhan. Mereka terlalu naif jika
mengatakan kalau perselingkuhan itu terjadi karena mereka merasa tidak puas
dengan pasangan mereka. Bagaimana seorang wanita akan melakukan perannya
sebagai istri, jika dia harus selalu disibukka dengan urusan rumah,anak, dan
menjadi anggota tetap dapurnya. Bagaimana wanita bisa mempercantik dirinya, padahal
ia tak punya waktu dan uang untuk mempercantik dirinya. Secara kodrat kulit
wanita memang akan mengalami kekeriputan lebih awal dari pada pria. Seperti penelitian yang dikutip dari buku barbara yang mengatakan Kulit wanita lebih
tipis daripada kulit pria dan memiliki lapisan lemak lebih tebal dibawahnya .
Kekeriputan yang terjadi pun akan semakin
cepat akibat banyaknya wanita yang banyak menghabiskan waktu untuk melahirkan
dan merawat anak- anak mereka tanpa memikirkan masalah diri mereka sendiri.
Minggu, 04 Desember 2011
KUMPULAN CERPEN
KU TEMUKAN ENGKAU DALAM KOIN KU
By
: tiarmawani.
Dua
minggu bukan waktu yang lama untuk memulai seluruh persiapan pernikahan, banyak
hal yang akan dipersiapkan dari piting baju pernikahan,persiapan catering sampai gedung yang harus di boking 1
bulan sebelum persepsi, sangat melelahkan mendengar cerita Vita setiap hari
yang mengeluh keletihan “ namanya juga
persiapan Ta, ya pasti capek, kalau tak mau repot dan capek ya jangan menikah “
sambung Lastri.
“Alah Las, kamu ngomong gitu, karna
bukan kamu yang jalani semuanya, kita semua berharap kamu cepat – cepat nyusul loh, !” tutur Devita
“ mulai lagikan “ potong lastri seolah kesal dengan kata – kata itu
“usia
kamu sudah hampir melewati usia standar bagi gadis yang harus menikah di
keluarga kita loh Las ” sambung Devita tanpa perduli alasan lastri. Lastri hanya
tertawa kecil tanpa merasa tersinggung dengan perkataan Devita padanya.
“ tenang saja Ta, minggu depan aku
nyusul he..he..he.. ledek Lastri sembari menjauhkan gagang telpon agar suaranya
tak terdengar melengking di telinga Devita
“
kamu itu loh susah banget di kasih tau, tapi kamu harus datang loh wajib datang
ngak boleh ngak. Lastri tak langsung menjawab permintaan saudara sepupunya itu,
banyak hal yang perlu di pertimbangkan untuk datang, akan banyak pertayaan yang
akan dilontarkan pada Lastri. Dimulai dari pertayaan kapan nikah ?, usia 26 kok
belum punya calon suami? aduh bisa mumet kepalaku menjawab semua pertayaan para
keluarga disana.”
“ Loh kok diam sih Lastri ? jangan bilang kamu
ngak bisa datang? ” cemas Devita
“
kamu ngak usah kuatir aku sudah beritahu keluarga kalau kamu sudah punya calon suami
tetapi di luar kota” Devita seakan bisa membaca pikiran Lastri yang mulai ragu
menghadiri pesta pernikahannya , namun itu bukan solusi bahkan menghadirkan masalah
baru.Bagaimana kalau keluarga disana ingin bertemu dengan calon suami lastri
kelak.
“ aduh Ta, kenapa kamu ngomong begitu,
anak lajang siapa yang akan aku bawa kalau sampe eyang minta kenalan dengan
calon suamiku kelak ? kamu itu Cuma buat kepala ku mumet aja ” desah lastri
“ aduh bagaimana ini aku Cuma ingin
membantu agar kamu tidak ditayai kapan punya calon suami, tapi malah jadi rumit begini ” terlihat penyesalan dari
nada suara Devita yang semakin menjauh “Ya
sudalah, aku usahakan minggu depan aku datang cutiku hanya bisa dua hari itu
pun kalau di izinkan. Tapi tak usah bilang sama eyang, aku malas harus
ditelponi di sepanjang jalan, kamu tau sendiri eyang itu khuatiran “
”
baiklah aku tunggu ya kedatanganmu jangan sampai ingkar janji ” Lastri hanya
mendehem dan menutup pembicaraan mereka dengan salam.
“
Bagaimana ini ? kerjaan ku masih banyak kalau pun dikasih cuti tak mungkin
minggu ini, tapi aku tak mungkin tak datang ke pesta itu bisa dikatain apa aku
ini sama keluarga, aduh ribetnya.” Batin lastri setengah geram melihat adat
keluarganya yang selalu menganggap pernikahan itu sangat penting di usia
dibawah 25 tahun.
Lastri
masih ingat 2 tahun lalu saat dia harus
berdebat dengan seluruh keluarga hanya karna dia belum ingin menikah di waktu
yang dekat.
“ Sudah sepantasnya loh kamu
mengenalkan calon suamimu pada keluarga ini Las, perkataan itu hampir saja
membuat semangkok jus apel yang kuminum tumpah di depannya,
“ Lastri kan masih muda eyang, lagian
teman sekantor Lastri masih banyak yang belum memikirkan pernikahan walau usisanya
sudah hampir kepala tiga,pernikahan itu
ngak bisa dipaksa – paksa.sambung Lastri
“ itukan mereka bukan dikeluarga ini ” bentak eyang yang buat Lastri semakin tak
bisa bekata apa – apa lagi. Mata eyang
putri yang memantau Lastri seakan memberikan isyarat untuk mengakhiri
percakapan kami,
“ Lastri pamit “ tuturnya langsung
meninggalkan eyang kakung yang sedang terduduk lemah akibat suaranya yang
lantang pada Lastri.
“ biarin saja dia seperti itu, mungkin
dia belum menemukan yang tepat dihatinya, lagian Lastri itu tak jauh beda
dengan mendiang ayahnya tak ingin disalahkan,dan keras kepalanya sama dengan kamu” suara wanita
yang hampir di usia senja itu berusaha mendinginkan suasana hati suaminya yang
sedang tengang
“ Tapi saya tak ingin kalau dia itu
jadi perawan tua apa lagi dia itu terlalu sibuk dengan obsesinya jadi seorang
wanita karier, apa kata orang kalau sampai cucu perempuanku belum menikah
sampai usia 30 tahun bisa dibilang tak laku sama orang. ”
Eyang putri seperti biasa tak mampu
mengatakan kata – kata apapun selain menghela nafas dan mengalihkan pembicaraan
untuk meredam suasana yang semakin memanas
.”
Ya terserah kamu saja lah “ jawabnya pasrah. Dan menyodorkan segelas teh yang
terletak diatas meja.
“Besok aku harus ke Banyuwangi nie Za,
mungkin aku akan minta ijin sampai tiga hari disana.”
“ Ya sudah kamu tinggal buat surat
permohonan izin menghadiri pesta keluarga selesai urusan. “ seru Reza sambil
menguyah permen karet seperti biasa.
“
apa kamu kira segampang itu” elak Lastri yang kesal dengan gurauan
sahabatnya itu.
“ memang segampang itu kan? apa lagi bos kita itu menaruh hati padamu.
Sambung Reza
“ Aduh aku tak ingin menbicarakan masalah
itu reza, sudahlah aku pamit ”
“semoga
berhasil” sambung reza saat lastri
meninggalkannya.
Reza
benar hanya dengan selembar surat permohonan cuti dan mengatakan kalau keluarga
Lastri ada acara keluarga si bos langsung memberinya
izin , namun sedikit buatnya risih dengan senyuman Pak Rudi yang terlihat lebih
merayu “ apa dek Lastri tak perlu teman?
Banyuwangi lumayan jauh loh” Matanya seakan
begitu berharap kalau Lastri akan mengatakan “ ya” atau sebatas basa – basi “
boleh kalau bapak tidak sedang sibuk” tapi itu tidak akan pernah keluar dari
mulut Lastri untuk lelaki yang berstatus atasannya itu.
Dengan
perut buncit dan kumisnya yang tebal itu cukup ampuh buat Lastri muntah. “Tak
usah pak, saya dijemput sama sepupu saya” elak Lastri sopan. Terlihat mata
binar Pak Rudi meredup saat mendengar tolakan lembut Lastri. mungkin dia ingin
sekali mengatakan “ kamu tidak bisa cuti dalam minggu ini! “ atau kerjaan kamu
menumpuk jadi kamu tak bisa ambil cuti minggu ini”! pikiran Lastri langsung
kacau menebak – nebak apa yang akan di ucapkan pak Rudi setelah penolakannya “ jangan
sampai kata- kata itu keluar dari mulut si gendut yang ada didepan ku ini”.
Batin Lastri
“ ya sudalah kalau tak ada lagi yang
ingin kamu bicarakan kamu boleh keluar”
kata – kata itu sangat dingin lebih terlihat seperti mengusir ketimbang
pemberian ijin bagi kariawannya.
“
terimakasih ya pak, saya permisi” sahut Lastri dan langsung mengambil langkah
seribu keluar dari ruangan Pak Rudi. Sebelum pak Rudi berubah pikiran
“ bagaimana reaksi bos? ” taya Reza saat
Lastri keluar dari ruangan Manager.
“ sudah brapa lama kamu disana?” potong
Lastri balik, tak langsung menjawab sambil melepas tangan Reza yang bersandar di
bahunya
“ seperti apa yang kamu pikirkan”
sambung Lastri seolah membaca isi otak wanita yang ada di depannya itu
“ apa aku bilang, “ Lastri hanya
membalas senyum tipis sembari meninggalkan Reza
“
pak Rudi itu ada hati sama kamu’’ sambung Reza setengah teriak saat Lastri
meninggalkannya semakin menjauh.” Seperti dugaanku pasti dikasih ijin batin
Reza.mengulang kembali kata – katanya.
“
Menyebalkan harus pulang ke rumah, disambut dengan senyuman yang akan berakhir
dengan beribu pertayaan” geram Lastri saat
kereta jurusan Bayuwangi akan berangkat. Hanya butuh beberapa jam selama
perjalanan dan itu cukup buat badan panas dan lelah.
“ assalamualaikum Vita” sapa Lastri saat telpon sudah tersambung
dengan Vita “ saya sudah sampai di stasiun mungkin 10 menit lagi baru sampai
dirumah” tutur Lastri memulai pembicaraan
“ apa perlu di jemput Las” tanya
Devita “ tidak usah, saya naik taxi saja” tolak Lastri sopan “ ya sudahlah kalau begitu hati – hatinya”
“ iya, jawab lastri singkat dan
langsung menutup telponnya ” walaikum salam ” tutup lastri “ saat Vita
mengucapkan salam penutup.
Sesampai
di depan rumah kenangan masa kecil buat Lastri ingin merasakan kembali masa – masa itu saat
semua keluarganya masih utuh “ banyak kenangan dirumah ini” gumam lastri
setengah berbisik sambil memandangi sekeliling rumah yang penuh dengan taman
yang masih tertata rapi. “ ternyata pohon kaktus yang ditanam ibu belum di
tebang “ lastri mematung memandangi seluruh taman yang mengelilingi hampir
seluruh rumah biru itu.
“ eh Lastri sudah sampai ayo masuk”
sambut wanita separuh baya yang menarik tangan Lastri saat Lastri mematung di depan pintu. Lastri
hanya tersenyum dan mengikuti langkah wanita itu.
“
ini kamar kamu ya” lanjut wanita itu. lagi – lagi Lastri hanya membalas dengan
senyuman hingga lesung pipitnya terlihat jelas menghiasi kedua pipinya. “ kamu
ini makin cantik saja Las ” puji wanita itu “ terimakasih ya buk de ” sahut
Lastri sambil meletakkan tas sandangnya diatas tempat tidur. Wanita itu
langsung meninggalkan Lastri yang tengah asyik merapikan pakaiannya.
“
ternyata kamar ini tak ada perubahan masih sama persis seperti 3 tahun yang
lalu” mata Lastri seakan berkelana menyusuri semua celah yang ada di dalam
kamar itu. Foto – foto lastri dan Foto kedua orang tua Lastri yang
masih terpajang rapi di dinding kamar buatnya merasakan seakan mereka hadir
kembali di tempat itu.
“
Lastri... ini baju kebaya buat kamu” jerit
suara seorang wanita diluar pintu. Lastri hapal betul suara itu. “ masuk saja Ta,
pintunya tidak dikunci” balas Lastri.”
“
ini kebaya buat kamu warnanya sesuai warna kesukaan kamu , warna emas kan? aku
rasa ukurannya tidak ada masalah soalnya ukuran badan kamu kan tak jauh beda
dengan ukuran badan ku” sambung Devita.
Lastri tak berkata sepatah kata pun dia hanya memandangi kebaya yang ada di
tangannya “ boleh saya coba?” tanyanya singkat
“ ya boleh, itu kan punya kamu” Lastri membuka kancing bulat berwarna
kuning emas itu berlahan – lahan dan langsung memakainya
“ tolong kancing belakangnya Ta” Vita
langsung mengatupkan kancing baju Lastri dengan sigap. “ Wah kamu cantik,
kebaya itu seakan menyatu dengan tubuhmu Las,”
“ kamu ini asal aja “
“
serasa kamu yang akan jadi penganten saat pesta nanti, sambung Devita sembari
memuji Lastri “ sudahlah jangan terlalu memuji kamulah yang akan jadi ratu
sehari di pesta besok, oia bagaimana perasaanmu Ta?” Vita hanya tersenyum malu sambil mendehem
“hm.. rasanya deg – deg an Las, Senang, Bahagia pokoknya bercampur aduk lah “
cengir Devita
“ alah sudah seperti Es dawet aja kamu
Ta” ledek Lastri.
“
apa seperti itu ” batin Lastri. “ Las besok akan ada acara
perang Bangkat kamu masih ingat kan acara itu, Bagi yang mendapatkan koin
kembar dengan lawan jenis bisa berjodoh” potong Lastri tak memberi Izin buat
Devita melanjutkan ucapannya.”
“ Aku dan Mas radit itu kan ketemunya
di perang Bangkat loh Las”
“
zaman sekarang masih ada saja yang percaya dengan Mitos seperti itu, waduh
sarjana kok percaya mitos” elak Lastri. “ percaya tak percaya itu terserah kamu
Las” sambung Vita sambil sibuk melipat pakaian yang masih berserakan di atas
ranjang.
Lastri mencoba mengingat kejadian
tahun lalu saat penganten melempar koin yang dipercaya bisa
mempertemukan dua insan yang akan berjodoh bagi yang mendapatkan koin kembar. “
ya aku masih ingat saat kepalaku hampir kamu injek saat merebut koin itu kan”
tiba – tiba suara Lastri memulai pembicaraan yang sudah 5 menit terputus “ ha..ha..ha.. habisnya kamu tak ada reaksi
ketika semua orang sudah sibuk merebut koin itu “ Ledek Vita “ dan akhirnya aku
mendapatkan jodoh kan, dan aku rasa tradisi itu memang sangat manjur “ sambung Vita
yang merasa kalau koin itu memang memberikan
manfaat yang sangat manjur dalam pencarian jodoh.” Entahlah aku kurang
percaya” potong lastri.
”
pokoknya pesta ku nanti aku mau kalau kamu harus antusias merebut koin yang
nanti aku lempar, aku mau kau mendapatkan koinnya agar kamu juga dapat jodoh
seperti aku” lastri hanya menarik nafas panjang
dan memalingkan wajahnya dari tatapan Vita “ kamu terlalu percaya mitos.
Jawab lastri dingin. “ eh kamu kenal mas Ryan ndak” potong Vita
“
Ryan?” ulang Lastri seakan nama itu tak asing ditelinganya,” ia loh Ryan temen SMA
mu dulu, dia di juga di undang eyang,”
”
apa hubungannya denganku “ tanya Lastri curiga “ jangan tatap aku dengan
tatapan curiga begitu akh, ndak ada maksud apa – apa kok. aku Cuma mau bilang
kalau tahun lalu dia sudah lulus dari luar negri kataya dia dapat posisi yang
bagus di perusahaannya bekerja sekarang, sambung Vita
“
baguslah kalau begitu, sahut Lastri.”dibalik sifat dinginnya lastri mencoba
mengingat kembali nama Ryanto yang baru saja disebut – sebut Vita.” Ryanto Suherman
bukan “ sentak lastri “ penuh taya “ La ia Ryan Suherman anak ya pak Rusdi
tutur Vita “ kenapa,? kamu penasarannya setelah hampir 8 tahun tak pernah
bertemu lagi dengan dia? saya dengar – dengar banyak loh anak gadis di desa ini
di jodohkan dengan dia, anak Pak Fuad saja yang terkenal kaya di sini sering
disebut – sebut akan di jodohkan dengan Ryan kalau kamu melihatnya kamu juga
akan suka Las.” Belum sempat Lastri memberi tanggapan Vita langsung menyambung
ucapannya “ selain pintar, dia juga sangat ramah sama semua warga disini jadi
tak heran jika dia di inginkan semua gadis disini”
“
kenapa kamu tidak menikah dengan dia saja Ta,” sahut Lastri dingin. “ kalau
saja aku tak ketemu mas Raditi mungkin aku juga akan jatuh hati padanya” lagi –
lagi Vita menunjukkan sikap centilnya yang hanya menunggu hitungan jam di hari
pernikahannya. “ dasar kamu ini” seru Lastri
“
ya sudalah kalau tak berminat mendengar tentang mas Ryan” sambung Vita kesal
melihat Lastri yang tak menunjukkan respon sedikitpun “ jangan kesal begitu,
penganten kok cemberut “ ledek Lastri. “ ya sudalah saya keluar dulu ya Las,”
Vita langsung beranjak meninggalkan Lastri yang ingin merebahkan tubuhnya
sekedar menghilangkan rasa penat.
“
hufh...besok harus siap dengar ceramah eyang” desah Lastri. Seperti biasa dalam
acara pernikahan lajimnya butuh hampir 3 hari agar semua acara adat selesai
dilaksanakan dari kanduri untuk meminta doa malam hari sampai acara resepsi
dihari ketiga sungguh sangat membosankan. Tapi itulah keunikan budaya indonesia
yang membuat bangsa ini terlihat lebih unik dibandingkan negara lain . Besok
acara akan di mulai Lastri juga pasti akan ambil andil dalam pesta itu, mulai
dari seragam yang akan berganti setiap hari, rambut yang harus tertata rapi, “
aduh ribetnya jadi wanita” lagi – lagi Lastri hanya mengeluh dalam hati. “
assalamualaikum “ suara itu terdengar jelas dari kamar Lastri yang berposisi
sangat dekat dengan ruang tamu hanya berapa meter dari pintu masuk. “ walaikum
salam” sahut lelaki cakung yang masih kuat dan tegap diusianya yang hampir
mencapai 80 tahun “ walah Ryan toh, eyang kira kamu tak jadi datang, “ saya tak
berani ingkar janji, rasanya saya merasa terhormat di undang langsung sama
eyang “ jawab laki – laki itu sopan.
Lastri
mencoba mendengar pembicaraan 2 lelaki itu seakan ingin tahu kenapa mereka bisa
seakrab itu “ Vita, lelaki itu siapa kok terlihat akrab sekali dengan eyang?”
taya Lastri dengan serius
“ loh kamu tak kenal dengan dengan dia
Las?, dia itu yang aku ceritain kemarin loh.vita....!” seru wanita di seberang
belum sempat Vita melanjutkan kalimatnya suara itu seakan memaksanya untuk
meninggalkan Lastri penuh dengan taya
“
waduh jangan sampai eyang menjodohkan aku dengan lelaki itu, “ ngajak berantem
nie eyang” geram Lastri.
Sabtu 7 juli 2011 hari yang dianggap hari bagus untuk
melangsungkan pesta pernikahan yang akan berlangsung meriah dengan undangan yang
sudah disebar kemana – mana. Gaun hijau lumut serta pernak pernik penuh dengan
kristal – kristal yang membalut tubuh Vita seakan menyulap Vita menjadi putri
kraton di zaman Maja pahit.
“ bener – bener cantik kamu Ta,” kagum
Lastri saat melihat Vita yang baru saja di hias,
“ bisa
pangling nie mas Rudi, sambung pendamping penganten wanita yang ada di
samping Vita. “ alah kamu juga cantik Las, apa lagi disandingkan dengan mas
Ryan” balas Vita.
“ kenapa sih nama laki – laki itu
selalu ada di setiap percakapan”
“
sudah – sudah, ngobrolnya nanti saja penghulunya sudah datang,” potong eyang
putri saat menghampiri kamar penganten. Lastri hanya mengikuti langkahan Vita
yang sangat anggun, sebagai wanita normal lainnya Lastri juga ingin merasakan
moment seperti ini.” Walah mikirin apa aku ini” desah Lastri seakan ingin
membuang jauh pikiran itu setelah kisah cintanya harus kandas ditengah jalan
dengan seorang pengusaha dari kalimantan.
“
Vita terlihat sangat bahagia ya “ bisik seorang lelaki dari sisi samping kiri Lastri.
Lastri hanya tersenyum tipis membalas bisikan pria itu.
“
kamu masih ingat saya kan Las.? “ sambungnya saat acara sudah selesai . lastri
mencoba mengingat – ingat kembali wajah lelaki yang dihadapannya itu seakan
ingin mengingat nama pria itu “ saya Ryan loh” sambung Ryan yang seakan
mengerti kalau Lastri tak akan mengingatnya lagi.
”
Oh iya aku ingat” balas Lastri. “ kamu kerja dimana las,” lagi – lagi Ryan
berusaha untuk mencoba kenal dekat dengan Lastri,” di perusahaan periklanan mas
“ Lastri hanya menjawab apa yang di pertayakan Ryan padanya bahkan sedikitpun
ia tak tertarik untuk menayakan sebaliknya. “ kamu masih seperti dulu ya” tetap
saja dingin” sambung Ryan. Lastri hanya tersenyum tipis tanpa mengatakan sebuah
kata pembelaan diri atas tuduhan yang di lontarkan padanya.
Seperti
biasa acara rutin yang selalu di tunggu – tunggu para sekelompok yang ingin
mendapatkan jodoh dengan tradisi perang bangkat. “ Lastri, kamu harus dapatkan
koin yang akan kulempar ya” bisik Vita sambil mengkedipkan mata pada Ryan.
Lastri hanya mendehem mengisaratkan kalau ia akan melaksanakan perintah Vita
“
apa ia aku akan menemukan jodoh di acara ini ” batin Lastri setengar tertawa
“tapi ketika koin dilempar semua orang berhamburan merebut koin yang dilempar
penganten dan Lastri tak mau kalah untuk mengambil koin itu. Brakk...suara itu
seakan menghentikan gerakan Lastri merebut koin itu dari sebuah tangan yang
menindi tangannya. Lelaki itu tersenyum melihat pipi Lastri yang memerah .
Lastri langsung menegakkan tubuhnya dan berusaha menstabilkan posisinya
“ maaf ya” seru Lastri setengah tertawa
“
saya pikir kamu tidak mungkin tertarik dengan acara seperti ini, sambung Ryan.
Lastri hanya tersenyum gugup sembari mengambil segelas just yang di jajahkan
para pelayan.
“ wah sepertinya kalian sudah akrabnya”
tiba – tiba suara itu merubah wajah lastri yang sedang kikuk dihadapan Ryan.
“
ah, eyang bisa saja, kami ini kan sudah lama kenal” lanjut Ryan. Susah sekali
untuk bisa akrab dengan eyang, namun kata – kata itu tidak untuk Ryan dan itu membuat
nilai plus untuknya.
“ ini loh cucu eyang yang kemarin
eyang ceritakan, ternyata kalian sudah sangat akrab”
mata Lastri seakan menembus tatapan
Ryan padanya
“
kok menatap saya seperti itu ” tutur Ryan saat eyang Lastri menghilang dari
hadapan mereka. “ sepertinya eyang berniat menjodohkan kita” cetus Lastri sambil menggengam sebuah koin
ditangangannya.
“
hei kamu dapat koinnya jerit Vita dari arah belakang Lastri” Lastri hanya
tersenyum sambil mebuka tangannya, mata Vita seakan mengisaratkan agar Ryan
membuka tangan untuk melihat koin yang di dapatkannya itu “ ya ampun koin
kalian berpasangan, jangan – jangan kalian emang berjodoh “ sambung Radit
menyusul penganten wanitanya. Ryan tak melontaran sepatah kata pun selain
menatap tajam ke arah Lastri.” Jangan tatap aku seperti itu, risih “ tutur
Lastri lembut. Namun tatapan itulah yang buat lastri merasa ada yang memasuki
hatinya yang telah lama kosong.
Seiring
waktu berjalan koin itu selalu membuat Lastri tersenyum tipis ketika mngingat
kejadian yang menimpanya” apakah benar koin ini membawa ku menemukan jodohku”
batin lastri sambil memandangi koin itu, namun dibalik koin itu ia seolah
menemukan sosok pria yang ia kenal 3 hari yang lalu “ ryan” batin Lastri
Kenapa
wajah pria ini selalu menghiasi pikiranku “lanjutnya sambil cengengesan sendiri
tak henti memandang koin di genggamannya.
Kembalinya
lastri kekantor berakhirlah segala kisah ketika dibayuwangi, tak ada niat
sedikitpun di pikirannya untuk mengingat kejadian yang terjadi di pesta
pernikahan Vita
“
Las, nanti sore kita ada clien tolong temui dia di Cafe fondnice jam 10 ya”
perintah bos ditengah – tengah lamunan Lastri
“ iya pak “ jawab Lastri singkat tanpa
menayakan tamu yang akan ditemuinya itu
“ oia pak saya lupa nama clien kita
itu siapa ya pak” taya lastri malu
“ namanya Pak Ryan” jawabnya singkat
“ lagi – lagi nama ryan terus yang ku
dengar, apa nama ryan emang da pasaran bangetnya ? gumam Lastri setengah
berbisik.
“ jam 10 tepat Lastri sudah berada
ditempat, Lastri langsung menemui pria yang mengenakan jas hitam yang sedang membelakangi
arah pintu masuk itu.
“
meja no 10, nah itu dia” senyum Lastri saat melihat meja no 10 yang tengah di
huni seorang pria yang tak dia kenal. “ selamat pagi pak” sapanya ramah, lastri
terkejut dengan apa yang dilihatnya.
” mas Ryan “ serunya setengah tak
percaya”
“
ya ampun Lastri ngak nyangkanya kita ketemu disini “ tuturnya ramah.
Banyak
hal yang mereka bicarakan selain masalah bisnis walaupun hanaya sekedar
mengenang masa lalu mereka sewaktu SMA. Mungkin Lastri telah merasa nyaman
berbicara panjangebar dengan Ryan setelah acara perang Bangkat di acara
pernikahan Vita
Ketika
ingin berpamitan pulang tiba – tiba sebuah koin terjatuh entah darimana, reflek
mata mereka beradu pandang dan berusaha mencari arah suara koin itu.
” Ya ampun kamu selalu membawa koin
itu” Ryan hanya tersenyum kikuk saat pertayaan itu terlontar dari bibir Lastri.
“ saya berharap koin ini bersatu
dengan pasangannya kelak” sahut Ryan singkat
“
aku juga membawanya” tutur lastri seakan mengembalikan wajah Ryan yang terlihat
merah menahan rasa malu.
“ kenapa kita tidak satukan saja koin
ini” seru Ryan
Lastri hanya tersenyum tipis sembari
menyerahkan koinnya pada Ryan.
“
jika koin ini bisa bersatu, kenapa pemiliknya tidak” sindir Ryan sambil menatap
dalam mata Lastri. “ sepertinya aku memang harus mengakui kalau koin ini buatku
selalu mengingatmu” sambung Ryan
Jelas
saja Itu bukan kata – kata basa – basi anak ABG yang sedang ingin mengutarakan
perasaannya. Dengan sigap Ryan tak ingin membuang waktu sedikitpun melihat
senyuman Lastri yang seakan mengharapkan kata – kata itu terucap dari bibirnaya
“
mungkin kita memang dipertemukan oleh koin ini” tutur Lastri sambil menyambut
tangan Ryan yang sedang meraih tangannta dan berusaha membuat suasana semakin
mesra.
Hanya senyum yang terlontar dari bibir
lastri saat tangannya di genggam pria yang buatnya selalu tak bisa tidur. Di
pandanginya koin yang masih berada diatas meja dan berbisik dalam hati
“
kamu benar Vita koin ini memang
mempertemukanku dengan jodohku” batinnya yang masih larut dalam tatapan
Ryan.
The
End...
Jumat, 18 November 2011
tiarmawani blog.com: sebuah jawaban
tiarmawani blog.com: sebuah jawaban:
aku selalu berpikiran positif dengan apa yang menimpaku, sekalipun itu adalah hal yang paling menyedihkan sekali pun. namun kadang aku juga ...
aku selalu berpikiran positif dengan apa yang menimpaku, sekalipun itu adalah hal yang paling menyedihkan sekali pun. namun kadang aku juga ...
Langganan:
Postingan (Atom)