Entri Populer

Sabtu, 06 Oktober 2012

melukis berkanvas langit: menulis Serentak untuk MILAD FLP -SU

melukis berkanvas langit: menulis Serentak untuk MILAD FLP -SU:  sebuah jawaban aku selalu berpikiran positif dengan apa yang menimpaku, sekalipun itu adalah hal yang paling menyedihkan sekali pun. n...

melukis berkanvas langit: menulis Serentak untuk MILAD FLP -SU

melukis berkanvas langit: menulis Serentak untuk MILAD FLP -SU:  sebuah jawaban aku selalu berpikiran positif dengan apa yang menimpaku, sekalipun itu adalah hal yang paling menyedihkan sekali pun. n...

melukis berkanvas langit: menulis Serentak untuk MILAD FLP -SU

melukis berkanvas langit: menulis Serentak untuk MILAD FLP -SU:  sebuah jawaban aku selalu berpikiran positif dengan apa yang menimpaku, sekalipun itu adalah hal yang paling menyedihkan sekali pun. n...

menulis Serentak untuk MILAD FLP -SU



 sebuah jawaban

aku selalu berpikiran positif dengan apa yang menimpaku, sekalipun itu adalah hal yang paling menyedihkan sekali pun. namun kadang aku juga merasa kecewa dengan ketidak adilan orang - orang disekitarku yang sering mengabaikan dan meremehkan orang lain. banyak hal yang sering buatku ingin marah ingin menjadi seorang pemberontak namun aku tak bisa dengan berbagai keterbatasanku. aku tak mampu melakukan sesuatu untuk diriku sendiri apalagi untuk mereka. aku sering hanya mengataka " bersabarlah mungkin akan ada esok yang lebih baik" namun terkadang kata2 itu hanya akan menambah luka saat ternyata hari esok  itu tetap saja bukan untuk kami. kadang kebebasan jadi prioritas dalam hidupku namun kadang aku sendiri tak mengerti apa itu kebebasan

apakah ketika aku lepas dari pagar putih yang tinggi itu?
atau ketika aku mampu mengatakan apa yang ingin aku katakan di depan mereka yang tak punya hati yang sering mengabaikan orang - orang lemah yang tak berdaya. aku ingin sekali mengatakan bahawa semua orang berhak mendapatkan hak yang sama disini, ditempat ini namun kenapa setiap orang harus memiliki jabatan dan kedudukan yang tinggi baru keberadaan mereka terakui. aku benci dengan deskriminasi yang dapat membuat mata2 yang mulai melihat jendela kehidupan harus redup,
aku benci deskriminasi yang membuat langkah - langkah kecil para pahlawan berhenti tak mampu maju. aku membenci ya sangat membencinya yang membuat aku sering terabaikan.

bagaimana aku tidak membencinya kadang aku melihat  peri - peri kecil yang mulai mengembangkan sayapnya harus berhenti terbang dan memilih untuk mengatupkan sayapnya kembali saat mereka tak punya kesempatan untuk terbang, namun mereka mampu dengan leluasa terbang kemanapun mereka mampu dengan sayap indahnya.saat senyuman harus berubah jadi air mata. yang terlihat itu
mereka bagaikan terbelenggu tali besi yang masih menjajah mereka, bagaimana mungkin ini terjadi setelah puluhan tahun indonesiaku merdeka.

indonesiaku merdeka...  ya merdeka namun mungkin bukan untuk mereka yang masih dalam belenggu ini. masih kah ada keadilan itu yang masih bersifat jujur dan adil tanpa melihat siapa kami ini. dimana aku menemukannya?
disudut gedung2 itu?
ataukah dibalik meja kaca itu?
atau tak ada sama sekali ..?

akan kah ketika kami ingin memulai sesuatu haruskah kami membawa nama keluarga dan keturunan dan ikatan lain - lainnya????

aku sangat membenci deskriminasi yang membuat tanganku tak mampu menjadi pesawat saat aku harus menerbangkan beribu berita dunia dalam  nyata. aku tak mengerti apa makna "keadilan sosial bagi seluruh bangsa indonesia"
yang aku mengerti adalah" tak ada keadilan bagi kami yang tak memiliki sosial tinggi "

Selasa, 13 Desember 2011

WANITA di BALIK Layar


WANITA
Tak henti aku berpikir kenapa ada wanita yang masih tertindas oleh orang – orang yang mereka cintai. apakah yang membuat mereka tertindas? Keegoisan pria yang ingin dianggap selalu terlihat lebih berkuasa? Ataukah wanita yang selalu merasa dirinya tak punya hak untuk merasakan kebahagiaan. Tak banyak wanita yang selalu memikirkan kalau posisi mereka hanya di dapur dan mempunyai perana sebagai atat untuk memproduksi anak , pengatur rumah tangga dan pelayan suami mereka. Betapa memperihatinkan wanita jika wanita masih menanamkan persepsi seperti ini.

 Aku banyak melihat penderitaan wanita – wanita lemah yang tak mampu melakukan apapun, ketika ia merasa tertindas oleh kaum pria, bahkan sekali pun itu adalah suami mereka sendiri.  dan ketika ditaya mereka hanya memilih untuk diam dan berusaha menerima apapun yang mereka alami. Sering sekali aku meneteskan air mata ketika membaca buku yang mengisahkan tentang mereka “ wanita di belakang layar “ itulah sebutan yang aku lontarkan bagi para wanita itu. Bagaimana tidak aku mengatakan hal seperti itu. Wanita sering sekali terlihat tersenyum dibalik sakit yang dideritanya, wanita yang terlihat kuat dibalik kelemahannya. Salahkah aku bila mengatakan wanita adalah mahluk perkasa? Wanita super power.

 Wanita selalu merasa mereka adalah satu – satunya orang yang selalu salah dalam segala hal, bahkan masalah kemandulan yang sering menjadi pemicu retaknya rumah tangga sekalipun sering sekali mengkambing hitamkan wanita yang disebut sebagai sumber masalah. Saat itu aku bertemu dengan seorang wanita yang diceraikan oleh suaminya setelah lima tahun berumah tangga. Dia bercerita banyak hal padaku sampai aku hanyut dengan ceritanya dan pada akhirnya dia mengatakan alasan suaminya menceraikannya hanya karna dia tak bisa melahirkan seorang bayi dari rahimnya. Dia tak menyalahkan suaminya yang telah memfonisnya sebagai wanita mandul. Bahkan dia berterima kasih kepada suaminya, bahkan mengatakan suaminya adalah pria terbaik yang selama ini mencintainya. ketika aku menayakan apakah mereka telah memeriksakan masalah mereka berdua kedokter, wanita itu hanya tersenyum tipis padaku. dia hanya mengatakan kalau dia sudah berobat kemana – mana dan percuma diperiksakan toh juga nantinya dia yang akan disalahkan. Hanya dia, tanpa suaminya. Seperti inilah nasib wanita yang selalu menyalahkan dirinya sendiri tanpa mau mencari tau kebenaran yang sebenarnya dapat melepaskannya dari tuduhan kesalahan.

Terkadang wanita itu sendirilah yang membuatnya tersiksa, terkadang wanita itu sendiri yang membuatnya tertindas, seperti layaknya ditindas diri sendiri. Bagaimana tidak aku mengatakan demikian “ ketika seorang ibu membeli ikan ke pasar dia hanya membeli 4 potong ikan. Padahal dia tau persis bahwa dia mempunyai 3 orang anak dan suami dirumahnya” wanita hanya memasak dan merasa kenyang ketika melihat anak – anaknya makan dengan lahapnya. Kadang aku berpikir kenapa wanita tidak membeli 5 ekor ikan dan menyisihkan untuknya walau hanya seekor. Namun banyak mengatakan kalau itulah naluri seorang ibu. Tapi menurut aku bukan itu tetapi disinilah terlihat kelemahan wanita yang selalu menomor duakan dirinya, tanpa dia sadari dia juga butuh nutrisi lebih untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Banyak wanita yang juga menanamkan sikap yang tidak terbuka pada pasangan bahkan keluarga mereka, sehingga membuat kaum wanita mersa terisolir dari lingkungannya. Bahkan jika ditaya jawabannya “ itu sudah kodrat wanita” jadinya diterima saja. 

Belum lagi persepsi banyak orang yang menganggap bahwasanya kaum wanita adalah kaum yang hanya cukup dikamar dan tak penting memiliki sekolah tinggi, harus melayani suami kapanpun dan selalu ketergantungan pada suami, itulah persepsi wanita kebayakan di pedesaan. Namun tanpa kita sadari dijaman modren sekarang ini saja, masih terlihat deskriminasi pada wanita dengan cara berbeda. Misalkan tidak mengizinkan anak perempuan kuliah jauh, tidak mengizinkan anak wanita memilih jurusan yang menurut orang tua layak hanya untuk anak laki – laki. Hal inilah mungkin yang membuat kenapa di indonesia belum ada pilot wanita, karena merasa pekerjaan itu terlalu ekstrim buat wanita.

 Aku tak hanya ingin sebagai pembaca yang hanya merasakan sakit itu saat membaca penderitaan mereka, namun aku ingin ada disana, ingin sekali aku melihat kejadian tersebut, aku ingin berada di tengah2 mereka saat mereka tak punya pilihan. Sebab aku tahu semua orang punya hak menentukan pilihannya. Semua orang tanpa ada perbedaan gender.
Wanita yang sangat terkekang dengan apa yang di takdirkan padanya, menjalani apapun yang ditentukan padanya. Masih adakah wanita yang terbelenggu dengan berbagai keterbatasannya dizaman ini? Zaman dimana semua wanita bisa menuntut haknya dan begitu banyaknya lembaga – lembaga yang menampung keluhan mereka, namun kenyataannya begitu banyanya wanita yang tak mampu mengadukan masalahnya karena merasa takut dan menganggap itu adalah kodratnya sebagai wanita. 

Ketika wanita harus melahirkan banyak anak karena tuntutan para suami mereka , yang menganggap kelahiran seorang anak laki – laki sangat penting dalam keluarga . wanita hanya mengikuti perintah suami mereka tanpa berani berkomentar apalagi menolak, padahal wanita punya hak menolak, karena itu adalah hak reproduksi wanita. Namun kenyataannya wanita banyak tidak mengerti begitu banyaknya hak2 mereka sebagai wanita.  Jika wanita melahirkan lebih dari dua anak akan banyak resiko yang akan terjadi, dan dampaknya sangat buruk pada wanita. 

 Kebudayaan, tradisi, posisi wanita sering sekali jadi alasan kenapa wanita selalu dianggap nomor dua. Terkadang perselingkuhan yang terjadi bukan hanya semarak dikalangan remaja tetapi juga di kalangan mereka yang sudah berumah tangga, banyak orang benar – benar tidak merasa yakin mengapa mereka memulai perselingkuhan. Mereka terlalu naif jika mengatakan kalau perselingkuhan itu terjadi karena mereka merasa tidak puas dengan pasangan mereka. Bagaimana seorang wanita akan melakukan perannya sebagai istri, jika dia harus selalu disibukka dengan urusan rumah,anak, dan menjadi anggota tetap dapurnya. Bagaimana wanita bisa mempercantik dirinya, padahal ia tak punya waktu dan uang untuk mempercantik dirinya. Secara kodrat kulit wanita memang akan mengalami kekeriputan lebih awal dari pada pria. Seperti  penelitian yang dikutip dari buku barbara  yang mengatakan Kulit wanita lebih tipis daripada kulit pria dan memiliki lapisan lemak lebih tebal dibawahnya .

Kekeriputan yang terjadi pun akan semakin cepat akibat banyaknya wanita yang banyak menghabiskan waktu untuk melahirkan dan merawat anak- anak mereka tanpa memikirkan masalah diri mereka sendiri.

Minggu, 04 Desember 2011

KUMPULAN CERPEN

KU TEMUKAN ENGKAU DALAM KOIN KU
By : tiarmawani.
Dua minggu bukan waktu yang lama untuk memulai seluruh persiapan pernikahan, banyak hal yang akan dipersiapkan dari piting baju pernikahan,persiapan  catering sampai gedung yang harus di boking 1 bulan sebelum persepsi, sangat melelahkan mendengar cerita Vita setiap hari yang mengeluh keletihan  “ namanya juga persiapan Ta, ya pasti capek, kalau tak mau repot dan capek ya jangan menikah “ sambung Lastri.
“Alah Las, kamu ngomong gitu, karna bukan kamu yang jalani semuanya, kita semua berharap  kamu cepat – cepat nyusul loh, !” tutur Devita
“ mulai lagikan “ potong lastri  seolah kesal dengan kata – kata itu
“usia kamu sudah hampir melewati usia standar bagi gadis yang harus menikah di keluarga kita loh Las ” sambung Devita tanpa perduli alasan lastri. Lastri hanya tertawa kecil tanpa merasa tersinggung dengan perkataan Devita padanya.
“ tenang saja Ta, minggu depan aku nyusul he..he..he.. ledek Lastri sembari menjauhkan gagang telpon agar suaranya tak terdengar melengking di telinga Devita
“ kamu itu loh susah banget di kasih tau, tapi kamu harus datang loh wajib datang ngak boleh ngak. Lastri tak langsung menjawab permintaan saudara sepupunya itu, banyak hal yang perlu di pertimbangkan untuk datang, akan banyak pertayaan yang akan dilontarkan pada Lastri. Dimulai dari pertayaan kapan nikah ?, usia 26 kok belum punya calon suami? aduh bisa mumet kepalaku menjawab semua pertayaan para keluarga disana.”
 Loh kok diam sih Lastri ? jangan bilang kamu ngak bisa datang? ” cemas Devita
“ kamu ngak usah kuatir aku sudah beritahu keluarga kalau kamu sudah punya calon suami tetapi di luar kota” Devita seakan bisa membaca pikiran Lastri yang mulai ragu menghadiri pesta pernikahannya , namun itu bukan solusi bahkan menghadirkan masalah baru.Bagaimana kalau keluarga disana ingin bertemu dengan calon suami lastri kelak.
“ aduh Ta, kenapa kamu ngomong begitu, anak lajang siapa yang akan aku bawa kalau sampe eyang minta kenalan dengan calon suamiku kelak ? kamu itu Cuma buat kepala ku mumet aja ” desah lastri
“ aduh bagaimana ini aku Cuma ingin membantu agar kamu tidak ditayai kapan punya calon suami, tapi malah  jadi rumit begini ” terlihat penyesalan dari nada suara Devita yang semakin menjauh  “Ya sudalah, aku usahakan minggu depan aku datang cutiku hanya bisa dua hari itu pun kalau di izinkan. Tapi tak usah bilang sama eyang, aku malas harus ditelponi di sepanjang jalan, kamu tau sendiri eyang itu khuatiran “
” baiklah aku tunggu ya kedatanganmu jangan sampai ingkar janji ” Lastri hanya mendehem dan menutup pembicaraan mereka dengan salam.
“ Bagaimana ini ? kerjaan ku masih banyak kalau pun dikasih cuti tak mungkin minggu ini, tapi aku tak mungkin tak datang ke pesta itu bisa dikatain apa aku ini sama keluarga, aduh ribetnya.” Batin lastri setengah geram melihat adat keluarganya yang selalu menganggap pernikahan itu sangat penting di usia dibawah 25 tahun.
Lastri masih ingat  2 tahun lalu saat dia harus berdebat dengan seluruh keluarga hanya karna dia belum ingin menikah di waktu yang dekat.
“ Sudah sepantasnya loh kamu mengenalkan calon suamimu pada keluarga ini Las, perkataan itu hampir saja membuat semangkok jus apel yang kuminum tumpah di depannya,
“ Lastri kan masih muda eyang, lagian teman sekantor Lastri masih banyak yang belum memikirkan pernikahan walau usisanya sudah hampir  kepala tiga,pernikahan itu ngak bisa dipaksa – paksa.sambung Lastri
“ itukan mereka bukan dikeluarga ini ”  bentak eyang yang buat Lastri semakin tak bisa bekata  apa – apa lagi. Mata eyang putri yang memantau Lastri seakan memberikan isyarat untuk mengakhiri percakapan kami,
“ Lastri pamit “ tuturnya langsung meninggalkan eyang kakung yang sedang terduduk lemah akibat suaranya yang lantang pada Lastri.

“ biarin saja dia seperti itu, mungkin dia belum menemukan yang tepat dihatinya, lagian Lastri itu tak jauh beda dengan mendiang ayahnya tak ingin disalahkan,dan  keras kepalanya sama dengan kamu” suara wanita yang hampir di usia senja itu berusaha mendinginkan suasana hati suaminya yang sedang tengang
“ Tapi saya tak ingin kalau dia itu jadi perawan tua apa lagi dia itu terlalu sibuk dengan obsesinya jadi seorang wanita karier, apa kata orang kalau sampai cucu perempuanku belum menikah sampai usia 30 tahun bisa dibilang tak laku sama orang. ” 

Eyang putri seperti biasa tak mampu mengatakan kata – kata apapun selain menghela nafas dan mengalihkan pembicaraan untuk meredam suasana yang semakin memanas
.” Ya terserah kamu saja lah “ jawabnya pasrah. Dan menyodorkan segelas teh yang terletak diatas meja.
“Besok aku harus ke Banyuwangi nie Za, mungkin aku akan minta ijin sampai tiga hari disana.”
“ Ya sudah kamu tinggal buat surat permohonan izin menghadiri pesta keluarga selesai urusan. “ seru Reza sambil menguyah permen karet seperti biasa.
  apa kamu kira segampang itu”   elak Lastri yang kesal dengan gurauan sahabatnya itu.
“ memang segampang itu kan?  apa lagi bos kita itu menaruh hati padamu. Sambung Reza
“ Aduh aku tak ingin menbicarakan masalah itu reza, sudahlah aku pamit ”
“semoga berhasil”  sambung reza saat lastri meninggalkannya.
Reza benar hanya dengan selembar surat permohonan cuti dan mengatakan kalau keluarga Lastri   ada acara keluarga si bos langsung memberinya izin , namun sedikit buatnya risih dengan senyuman Pak Rudi yang terlihat lebih merayu  “ apa dek Lastri tak perlu teman? Banyuwangi lumayan jauh loh”  Matanya seakan begitu berharap kalau Lastri akan mengatakan “ ya” atau sebatas basa – basi “ boleh kalau bapak tidak sedang sibuk” tapi itu tidak akan pernah keluar dari mulut Lastri untuk lelaki yang berstatus atasannya itu.
Dengan perut buncit dan kumisnya yang tebal itu cukup ampuh buat Lastri muntah. “Tak usah pak, saya dijemput sama sepupu saya” elak Lastri sopan. Terlihat mata binar Pak Rudi meredup saat mendengar tolakan lembut Lastri. mungkin dia ingin sekali mengatakan “ kamu tidak bisa cuti dalam minggu ini! “ atau kerjaan kamu menumpuk jadi kamu tak bisa ambil cuti minggu ini”! pikiran Lastri langsung kacau menebak – nebak apa yang akan di ucapkan pak Rudi setelah penolakannya “ jangan sampai kata- kata itu keluar dari mulut si gendut yang ada didepan ku ini”. Batin Lastri
“ ya sudalah kalau tak ada lagi yang ingin kamu bicarakan kamu boleh keluar”
kata – kata itu sangat dingin  lebih terlihat seperti mengusir ketimbang pemberian ijin bagi kariawannya.
“ terimakasih ya pak, saya permisi” sahut Lastri dan langsung mengambil langkah seribu keluar dari ruangan Pak Rudi. Sebelum pak Rudi berubah pikiran
“ bagaimana reaksi bos? ” taya Reza saat Lastri keluar dari ruangan Manager.
“ sudah brapa lama kamu disana?” potong Lastri balik, tak langsung menjawab sambil melepas tangan Reza yang bersandar di bahunya
“ seperti apa yang kamu pikirkan” sambung Lastri seolah membaca isi otak wanita yang ada di depannya itu
“ apa aku bilang, “ Lastri hanya membalas senyum tipis sembari meninggalkan Reza
“ pak Rudi itu ada hati sama kamu’’ sambung Reza setengah teriak saat Lastri meninggalkannya semakin menjauh.” Seperti dugaanku pasti dikasih ijin batin Reza.mengulang kembali kata – katanya.
“ Menyebalkan harus pulang ke rumah, disambut dengan senyuman yang akan berakhir dengan beribu pertayaan”  geram Lastri saat kereta jurusan Bayuwangi akan berangkat. Hanya butuh beberapa jam selama perjalanan dan itu cukup buat badan panas dan lelah.
“ assalamualaikum Vita”  sapa Lastri saat telpon sudah tersambung dengan Vita “ saya sudah sampai di stasiun mungkin 10 menit lagi baru sampai dirumah” tutur Lastri memulai pembicaraan
“ apa perlu di jemput Las” tanya Devita “ tidak usah, saya naik taxi saja”  tolak Lastri sopan  “ ya sudahlah kalau begitu hati – hatinya”
“ iya, jawab lastri singkat dan langsung menutup telponnya ” walaikum salam ” tutup lastri “ saat Vita mengucapkan salam penutup.

Sesampai di depan rumah kenangan masa kecil buat Lastri  ingin merasakan kembali masa – masa itu saat semua keluarganya masih utuh “ banyak kenangan dirumah ini” gumam lastri setengah berbisik sambil memandangi sekeliling rumah yang penuh dengan taman yang masih tertata rapi. “ ternyata pohon kaktus yang ditanam ibu belum di tebang “ lastri mematung memandangi seluruh taman yang mengelilingi hampir seluruh rumah biru itu.
“ eh Lastri sudah sampai ayo masuk” sambut wanita separuh baya yang menarik tangan Lastri  saat Lastri mematung di depan pintu. Lastri hanya tersenyum dan mengikuti langkah wanita itu.
“ ini kamar kamu ya” lanjut wanita itu. lagi – lagi Lastri hanya membalas dengan senyuman hingga lesung pipitnya terlihat jelas menghiasi kedua pipinya. “ kamu ini makin cantik saja Las ” puji wanita itu “ terimakasih ya buk de ” sahut Lastri sambil meletakkan tas sandangnya diatas tempat tidur. Wanita itu langsung meninggalkan Lastri yang tengah asyik merapikan pakaiannya.
“ ternyata kamar ini tak ada perubahan masih sama persis seperti 3 tahun yang lalu” mata Lastri seakan berkelana menyusuri semua celah yang ada di dalam kamar itu.  Foto – foto  lastri dan Foto kedua orang tua Lastri yang masih terpajang rapi di dinding kamar buatnya merasakan seakan mereka hadir kembali di tempat itu.
“ Lastri... ini baju kebaya buat kamu”  jerit suara seorang wanita diluar pintu. Lastri hapal betul suara itu. “ masuk saja Ta, pintunya tidak dikunci” balas Lastri.”
“ ini kebaya buat kamu warnanya sesuai warna kesukaan kamu , warna emas kan? aku rasa ukurannya tidak ada masalah soalnya ukuran badan kamu kan tak jauh beda dengan ukuran badan ku”  sambung Devita. Lastri tak berkata sepatah kata pun dia hanya memandangi kebaya yang ada di tangannya “ boleh saya coba?” tanyanya singkat  “ ya boleh, itu kan punya kamu” Lastri membuka kancing bulat berwarna kuning emas itu berlahan – lahan dan langsung memakainya
“ tolong kancing belakangnya Ta” Vita langsung mengatupkan kancing baju Lastri dengan sigap. “ Wah kamu cantik, kebaya itu seakan menyatu dengan tubuhmu Las,”
“ kamu ini asal aja “
“ serasa kamu yang akan jadi penganten saat pesta nanti, sambung Devita sembari memuji Lastri “ sudahlah jangan terlalu memuji kamulah yang akan jadi ratu sehari di pesta besok, oia bagaimana perasaanmu  Ta?” Vita hanya tersenyum malu sambil mendehem “hm.. rasanya deg – deg an Las, Senang, Bahagia pokoknya bercampur aduk lah “ cengir Devita
“ alah sudah seperti Es dawet aja kamu Ta” ledek Lastri.
 apa seperti itu ”  batin Lastri. “ Las besok akan ada acara perang Bangkat kamu masih ingat kan acara itu, Bagi yang mendapatkan koin kembar dengan lawan jenis bisa berjodoh” potong Lastri tak memberi Izin buat Devita melanjutkan ucapannya.”
“ Aku dan Mas radit itu kan ketemunya di perang Bangkat loh Las”
“ zaman sekarang masih ada saja yang percaya dengan Mitos seperti itu, waduh sarjana kok percaya mitos” elak Lastri. “ percaya tak percaya itu terserah kamu Las” sambung Vita sambil sibuk melipat pakaian yang masih berserakan di atas ranjang.
Lastri mencoba mengingat kejadian tahun lalu saat penganten melempar koin yang dipercaya bisa mempertemukan dua insan yang akan berjodoh bagi yang mendapatkan koin kembar. “ ya aku masih ingat saat kepalaku hampir kamu injek saat merebut koin itu kan” tiba – tiba suara Lastri memulai pembicaraan yang sudah 5 menit terputus  “ ha..ha..ha.. habisnya kamu tak ada reaksi ketika semua orang sudah sibuk merebut koin itu “ Ledek Vita “ dan akhirnya aku mendapatkan jodoh kan, dan aku rasa tradisi itu memang sangat manjur “ sambung Vita yang merasa kalau koin itu memang memberikan  manfaat yang sangat manjur dalam pencarian jodoh.” Entahlah aku kurang percaya” potong lastri.
” pokoknya pesta ku nanti aku mau kalau kamu harus antusias merebut koin yang nanti aku lempar, aku mau kau mendapatkan koinnya agar kamu juga dapat jodoh seperti aku” lastri hanya menarik nafas panjang  dan memalingkan wajahnya dari tatapan Vita “ kamu terlalu percaya mitos. Jawab lastri dingin. “ eh kamu kenal mas Ryan ndak” potong Vita
“ Ryan?” ulang Lastri seakan nama itu tak asing ditelinganya,” ia loh Ryan temen SMA mu dulu, dia di juga di undang eyang,”
” apa hubungannya denganku “ tanya Lastri curiga “ jangan tatap aku dengan tatapan curiga begitu akh, ndak ada maksud apa – apa kok. aku Cuma mau bilang kalau tahun lalu dia sudah lulus dari luar negri kataya dia dapat posisi yang bagus di perusahaannya bekerja sekarang, sambung Vita
“ baguslah kalau begitu, sahut Lastri.”dibalik sifat dinginnya lastri mencoba mengingat kembali nama Ryanto yang baru saja disebut – sebut Vita.” Ryanto Suherman bukan “ sentak lastri “ penuh taya “ La ia Ryan Suherman anak ya pak Rusdi tutur Vita “ kenapa,? kamu penasarannya setelah hampir 8 tahun tak pernah bertemu lagi dengan dia? saya dengar – dengar banyak loh anak gadis di desa ini di jodohkan dengan dia, anak Pak Fuad saja yang terkenal kaya di sini sering disebut – sebut akan di jodohkan dengan Ryan kalau kamu melihatnya kamu juga akan suka Las.” Belum sempat Lastri memberi tanggapan Vita langsung menyambung ucapannya “ selain pintar, dia juga sangat ramah sama semua warga disini jadi tak heran jika dia di inginkan semua gadis disini”
“ kenapa kamu tidak menikah dengan dia saja Ta,” sahut Lastri dingin. “ kalau saja aku tak ketemu mas Raditi mungkin aku juga akan jatuh hati padanya” lagi – lagi Vita menunjukkan sikap centilnya yang hanya menunggu hitungan jam di hari pernikahannya. “ dasar kamu ini” seru Lastri
“ ya sudalah kalau tak berminat mendengar tentang mas Ryan” sambung Vita kesal melihat Lastri yang tak menunjukkan respon sedikitpun “ jangan kesal begitu, penganten kok cemberut “ ledek Lastri. “ ya sudalah saya keluar dulu ya Las,” Vita langsung beranjak meninggalkan Lastri yang ingin merebahkan tubuhnya sekedar menghilangkan rasa penat.
“ hufh...besok harus siap dengar ceramah eyang” desah Lastri. Seperti biasa dalam acara pernikahan lajimnya butuh hampir 3 hari agar semua acara adat selesai dilaksanakan dari kanduri untuk meminta doa malam hari sampai acara resepsi dihari ketiga sungguh sangat membosankan. Tapi itulah keunikan budaya indonesia yang membuat bangsa ini terlihat lebih unik dibandingkan negara lain . Besok acara akan di mulai Lastri juga pasti akan ambil andil dalam pesta itu, mulai dari seragam yang akan berganti setiap hari, rambut yang harus tertata rapi, “ aduh ribetnya jadi wanita” lagi – lagi Lastri hanya mengeluh dalam hati. “ assalamualaikum “ suara itu terdengar jelas dari kamar Lastri yang berposisi sangat dekat dengan ruang tamu hanya berapa meter dari pintu masuk. “ walaikum salam” sahut lelaki cakung yang masih kuat dan tegap diusianya yang hampir mencapai 80 tahun “ walah Ryan toh, eyang kira kamu tak jadi datang, “ saya tak berani ingkar janji, rasanya saya merasa terhormat di undang langsung sama eyang “ jawab laki – laki itu sopan.
Lastri mencoba mendengar pembicaraan 2 lelaki itu seakan ingin tahu kenapa mereka bisa seakrab itu “ Vita, lelaki itu siapa kok terlihat akrab sekali dengan eyang?” taya Lastri dengan serius
“ loh kamu tak kenal dengan dengan dia Las?, dia itu yang aku ceritain kemarin loh.vita....!” seru wanita di seberang belum sempat Vita melanjutkan kalimatnya suara itu seakan memaksanya untuk meninggalkan Lastri penuh dengan taya
“ waduh jangan sampai eyang menjodohkan aku dengan lelaki itu, “ ngajak berantem nie eyang” geram Lastri.
Sabtu 7 juli  2011 hari yang dianggap hari bagus untuk melangsungkan pesta pernikahan yang akan berlangsung meriah dengan undangan yang sudah disebar kemana – mana. Gaun hijau lumut serta pernak pernik penuh dengan kristal – kristal yang membalut tubuh Vita seakan menyulap Vita menjadi putri kraton di zaman Maja pahit.
“ bener – bener cantik kamu Ta,” kagum Lastri saat melihat Vita yang baru saja di hias,
“ bisa  pangling nie mas Rudi, sambung pendamping penganten wanita yang ada di samping Vita. “ alah kamu juga cantik Las, apa lagi disandingkan dengan mas Ryan” balas Vita.
“ kenapa sih nama laki – laki itu selalu ada di setiap percakapan”
“ sudah – sudah, ngobrolnya nanti saja penghulunya sudah datang,” potong eyang putri saat menghampiri kamar penganten. Lastri hanya mengikuti langkahan Vita yang sangat anggun, sebagai wanita normal lainnya Lastri juga ingin merasakan moment seperti ini.” Walah mikirin apa aku ini” desah Lastri seakan ingin membuang jauh pikiran itu setelah kisah cintanya harus kandas ditengah jalan dengan seorang pengusaha dari kalimantan.
“ Vita terlihat sangat bahagia ya “ bisik seorang lelaki dari sisi samping kiri Lastri. Lastri hanya tersenyum tipis membalas bisikan pria itu.
“ kamu masih ingat saya kan Las.? “ sambungnya saat acara sudah selesai . lastri mencoba mengingat – ingat kembali wajah lelaki yang dihadapannya itu seakan ingin mengingat nama pria itu “ saya Ryan loh” sambung Ryan yang seakan mengerti kalau Lastri tak akan mengingatnya lagi.
” Oh iya aku ingat” balas Lastri. “ kamu kerja dimana las,” lagi – lagi Ryan berusaha untuk mencoba kenal dekat dengan Lastri,” di perusahaan periklanan mas “ Lastri hanya menjawab apa yang di pertayakan Ryan padanya bahkan sedikitpun ia tak tertarik untuk menayakan sebaliknya. “ kamu masih seperti dulu ya” tetap saja dingin” sambung Ryan. Lastri hanya tersenyum tipis tanpa mengatakan sebuah kata pembelaan diri atas tuduhan yang di lontarkan padanya.
Seperti biasa acara rutin yang selalu di tunggu – tunggu para sekelompok yang ingin mendapatkan jodoh dengan tradisi perang bangkat. “ Lastri, kamu harus dapatkan koin yang akan kulempar ya” bisik Vita sambil mengkedipkan mata pada Ryan. Lastri hanya mendehem mengisaratkan kalau ia akan melaksanakan perintah Vita
“ apa ia aku akan menemukan jodoh di acara ini ” batin Lastri setengar tertawa “tapi ketika koin dilempar semua orang berhamburan merebut koin yang dilempar penganten dan Lastri tak mau kalah untuk mengambil koin itu. Brakk...suara itu seakan menghentikan gerakan Lastri merebut koin itu dari sebuah tangan yang menindi tangannya. Lelaki itu tersenyum melihat pipi Lastri yang memerah . Lastri langsung menegakkan tubuhnya dan berusaha menstabilkan posisinya
 “ maaf ya” seru Lastri setengah tertawa
“ saya pikir kamu tidak mungkin tertarik dengan acara seperti ini, sambung Ryan. Lastri hanya tersenyum gugup sembari mengambil segelas just yang di jajahkan para pelayan.
“ wah sepertinya kalian sudah akrabnya” tiba – tiba suara itu merubah wajah lastri yang sedang kikuk dihadapan Ryan.
“ ah, eyang bisa saja, kami ini kan sudah lama kenal” lanjut Ryan. Susah sekali untuk bisa akrab dengan eyang, namun kata – kata itu tidak untuk Ryan dan itu membuat nilai plus untuknya.
“ ini loh cucu eyang yang kemarin eyang ceritakan, ternyata kalian sudah sangat akrab”
mata Lastri seakan menembus tatapan Ryan padanya
“ kok menatap saya seperti itu ” tutur Ryan saat eyang Lastri menghilang dari hadapan mereka. “ sepertinya eyang berniat menjodohkan kita”  cetus Lastri sambil menggengam sebuah koin ditangangannya.
“ hei kamu dapat koinnya jerit Vita dari arah belakang Lastri” Lastri hanya tersenyum sambil mebuka tangannya, mata Vita seakan mengisaratkan agar Ryan membuka tangan untuk melihat koin yang di dapatkannya itu “ ya ampun koin kalian berpasangan, jangan – jangan kalian emang berjodoh “ sambung Radit menyusul penganten wanitanya. Ryan tak melontaran sepatah kata pun selain menatap tajam ke arah Lastri.” Jangan tatap aku seperti itu, risih “ tutur Lastri lembut. Namun tatapan itulah yang buat lastri merasa ada yang memasuki hatinya yang telah lama kosong.
Seiring waktu berjalan koin itu selalu membuat Lastri tersenyum tipis ketika mngingat kejadian yang menimpanya” apakah benar koin ini membawa ku menemukan jodohku” batin lastri sambil memandangi koin itu, namun dibalik koin itu ia seolah menemukan sosok pria yang ia kenal 3 hari yang lalu “ ryan” batin Lastri
Kenapa wajah pria ini selalu menghiasi pikiranku “lanjutnya sambil cengengesan sendiri tak henti memandang koin di genggamannya.
Kembalinya lastri kekantor berakhirlah segala kisah ketika dibayuwangi, tak ada niat sedikitpun di pikirannya untuk mengingat kejadian yang terjadi di pesta pernikahan Vita
“ Las, nanti sore kita ada clien tolong temui dia di Cafe fondnice jam 10 ya” perintah bos ditengah – tengah lamunan Lastri
“ iya pak “ jawab Lastri singkat tanpa menayakan tamu yang akan ditemuinya itu
“ oia pak saya lupa nama clien kita itu siapa ya pak” taya lastri malu
“ namanya Pak Ryan” jawabnya singkat
“ lagi – lagi nama ryan terus yang ku dengar, apa nama ryan emang da pasaran bangetnya ? gumam Lastri setengah berbisik.
“ jam 10 tepat Lastri sudah berada ditempat, Lastri langsung menemui pria yang mengenakan jas hitam yang sedang membelakangi arah pintu masuk itu.
“ meja no 10, nah itu dia” senyum Lastri saat melihat meja no 10 yang tengah di huni seorang pria yang tak dia kenal. “ selamat pagi pak” sapanya ramah, lastri terkejut dengan apa yang dilihatnya.
” mas Ryan “ serunya setengah tak percaya”
“ ya ampun Lastri ngak nyangkanya kita ketemu disini “ tuturnya ramah.
Banyak hal yang mereka bicarakan selain masalah bisnis walaupun hanaya sekedar mengenang masa lalu mereka sewaktu SMA. Mungkin Lastri telah merasa nyaman berbicara panjangebar dengan Ryan setelah acara perang Bangkat di acara pernikahan Vita
Ketika ingin berpamitan pulang tiba – tiba sebuah koin terjatuh entah darimana, reflek mata mereka beradu pandang dan berusaha mencari arah suara koin itu.
” Ya ampun kamu selalu membawa koin itu” Ryan hanya tersenyum kikuk saat pertayaan itu terlontar dari bibir Lastri.
“ saya berharap koin ini bersatu dengan pasangannya kelak” sahut Ryan singkat
“ aku juga membawanya” tutur lastri seakan mengembalikan wajah Ryan yang terlihat merah menahan rasa malu.
“ kenapa kita tidak satukan saja koin ini” seru Ryan
Lastri hanya tersenyum tipis sembari menyerahkan koinnya pada Ryan.
“ jika koin ini bisa bersatu, kenapa pemiliknya tidak” sindir Ryan sambil menatap dalam mata Lastri. “ sepertinya aku memang harus mengakui kalau koin ini buatku selalu mengingatmu” sambung Ryan
Jelas saja Itu bukan kata – kata basa – basi anak ABG yang sedang ingin mengutarakan perasaannya. Dengan sigap Ryan tak ingin membuang waktu sedikitpun melihat senyuman Lastri yang seakan mengharapkan kata – kata itu terucap dari bibirnaya
“ mungkin kita memang dipertemukan oleh koin ini” tutur Lastri sambil menyambut tangan Ryan yang sedang meraih tangannta dan berusaha membuat suasana semakin mesra.
Hanya senyum yang terlontar dari bibir lastri saat tangannya di genggam pria yang buatnya selalu tak bisa tidur. Di pandanginya koin yang masih berada diatas meja dan berbisik dalam hati
kamu benar Vita koin ini memang mempertemukanku dengan jodohku” batinnya yang masih larut dalam tatapan Ryan.


The End...

Jumat, 18 November 2011

tiarmawani blog.com: sebuah jawaban

tiarmawani blog.com: sebuah jawaban:

aku selalu berpikiran positif dengan apa yang menimpaku, sekalipun itu adalah hal yang paling menyedihkan sekali pun. namun kadang aku juga ...